Pendahuluan
Lingkungan hidup merupakan bagian dari bumi yang mencangkup mahluk
hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan benda lainnya seperti air, tanah,
udara, ataupun sumber energi yang ada di dalamnya dan menjadi satu. Lingkungan
hidup yang baik dapat tercipta bila terjadi keseimbangan antara mahluk hidup
yang satu dengan yang lainnya serta terhadap benda lain (air, tanah, udara, dan
sumber energi), namun perkembangan teknologi yang pesat membantu manusia untuk
menemukan inovasi yang memudahkan mereka melakukan pekerjaan dan memenuhi
kebutuhannya. Perkembangan inovasi ini tidak diseimbangkan dengan akibat dari
apa yang dihasilkan oleh inovasi tersebut.
Salah
satu inovasi yang mengakibatkan pencemaran bahkan kerusakan lingkungan hidup
adalah penggunaan Plastik. Plastik merupakan salah satu bahan yang sering
digunakan oleh masyarakat untuk berbagai hal, seperti membawa barang- barang
yang tidak cukup dibawa hanya dengan menggunakan kedua tangan atau membungkus
sesuatu yang hendak dibawa maupun memberikan kepada seseorang; kemasan makanan
atau minuman; perkakas; mainan; dan masih banyak lagi peralatan yang hampir
semua menggunakan plastik. Karena seringnya digunakan, plastik seolah-olah
telah menjadi bagian dari kebutuhan kehidupan masyarakat. Padahal sebenarnya
plastik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup apabila sudah tidak
digunakan lagi, dimana istilah plastik yang sudah tidak digunakan tersebut
dikenal dengan sebutan sampah plastik.
Peran
serta masyarakat untuk melindungi lingkungan hidup secara berkelanjutan sangat
dibutuhkan. Salah satunya dengan cara melakukan diet sampah plastik di mulai
dari diri sendiri hingga meluas ke masyarakat secara keseluruhan dan
berkelanjutan. Sehingga dapat melindungi lingkungan hidup dan bumi secara luas
dari pencemaran sampah plastik.
Bahaya Sampah Plastik Bagi Lingkungan Hidup
Alasan
mengapa sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik
yang memang sulit diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun.
Plastik baru dapat diuraikan oleh tanah setidaknya setelah tertimbun selama 200
hingga 400 tahun. Bahkan ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa sampah
plastik bisa terurai dalam waktu 1000 tahun lamanya. Tetapi banyak masyarakat
yang tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan plastik terhadap
lingkungan. Bahkan tiap tahunnya penggunaan sampah plastik semakin meningkat
tajam. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penggunaan plastik sebagai
kebutuhan sekali pakai seperti kantong plastik untuk membungkus makanan,
peralatan makan (seperti sendok, garpu, piring, mangkok, dsb), serta kemasan
makanan dan minuman.
Diperkirakan
500 juta hingga satu miliyar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya.
Jika sampah-sampah ini di biarkan berlarut-larut maka bumi ini akan diibaratkan
sebagai bumi yang dibungkus oleh plastik. Dapat dibayangkan berapa banyak
sampah plastik yang tertumpuk karena tidak dapak diuraikan, Tercemarnya tanah,
air tanah, dan mahluk bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk
ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti
cacing. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan. Sampah
plastik dapat mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah. Menurunkan
kesuburan tanah Karena plastik dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah
dan ruang gerak mahluk bawah tanah yang mampu menyuburkan tanah. Hewan- hewan
dapat terjerat dalam tumpukan sampah plastik, Hewan laut seperti Paus, penyu
laut, lumba-lumba, anjing laut menganggap kantong plastik sebagai makanan dan
akhirnya mati Karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati, kantong
plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai
dan dapat meracuni hewan lainnya.
Pembuangan
sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan
sungai dan penyumbatan aliran sungai yang dapat menyebabkan banjir. Pembakaran
sampah plastik di udara dapat membahayakan karena beberapa diantaranya dapat
melepas zat beracun seperti HCL, CO dan HCN. Dampaknya antara lain dapat memicu
penyakit kanker, pembengkakan hati, gangguan sintem saraf dan dapt memicu
depresi. Alangkah banyaknya rentetan dampak negatif dari sampah plastik yang
kita hasilkan dari kehidupan kita.
Banyak
data dan penelitian yang menggambarkan bahaya dari sampah plastik. Tahun 2010,
para ilmuwan dari National Center for Ecological Analysis and Synthesis di
Universitas Geogia di Athena memperkirakan 8 juta ton dengan prediksi akan
meningkat 9,1 juta ton yang masuk ke laut setiap tahunnya. Selain itu
meningkatnya gelombang plastik yang dibeli sebanyak 1 juta botol plastik setiap
menit. Fenomena yang baru terjadi dan ada di negeri Indonesia pada tanggal 18
November 2018 yaitu matinya seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi,
Sulawesi Tenggara dengan 5,9 kilogram sampah plastik di dalam perutnya.
Dengan banyaknya
bahaya yang ditimbulkan oleh sampah plastik bagi lingkungan hidup, masihkah
kita akan tinggal diam dan membiarkan bahaya ini berkelanjutan?
Kebijkan Mengurangi sampah Plastik
Awal Desember 2017, Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) di Nairobi, Kenya mendeklarasikan sebuah resolusi tentang sampah plastik
dan mikroplastik di laut. Intinya, Negara-negara sepakat mencegah dan
mengurangi polusi laut secara signifikan pada tahun 2025. Negara memprioritaskan kebijakan yang
menghindari sampah plastik dan mikroplastik masuk lingkungan laut. Selain itu
semua Negara menghimbau masyarakatnya untuk melaksanakan kampanye dan
mengaplikasikannya langsung dalam kehidupan sehari-hari dengan 6R yakni refuse( mulai menolak penggunaan plastik
secara berlebihan dan menghapus plastik sekali pakai), reduse ( mereduksi plastik sebagai bahan baku), reuse (menggunakan kembali plastik yang
masih bisa dipakai atau menggunakan peralatan yang bisa dipakai berulang kali),recycle ( daur ulang untuk menghindari
sampah plastik) dan recover (pembakara
plastik secara ketat untuk produksi energy) dan redesign (desain ulang).
Di
beberapa Negara bahkan melarang penggunaan kantong plastik seperti Bangladesh
Negara kecil di Asia Selatan yang merupakan pionir di dunia yang melarang
penggunaan tas plastik. Bangladesh sejak tahun 2002 melarang pemakaian tas plastik,
dimulai dari ibu kota Dhaka dan merembet ke wilayah lain. Di Inggris
dikembangkan skema pengembalian botol dengan imbalan, dan meningkatkan sarana
minum gratis di kota-kota besar termasuk London. Sedangkan Negara lain ada yang
menggunakan kebijakan tas plastik berbayar, Salah satunya Indonesia yang baru
menerapkan langkah ini di mulai tahun 2016.
Hal
ini dilakukan semata-mata untuk melindungi lingkungan hidup kita agar tetap
sehat, asri dan bumi ini tidak berubah menjadi “planet plastic”.
Diet Sampah Plastik sebagai Upaya Melindungi Lingkungan Hidup Secara
Berkelanjutan
Diet Sampah Plastik adalah sosialisasi sekaligus upaya pengurangan
penggunaan bahan plastik untuk mengurangi sampah plastik dimulai dari diri
sendiri yang akan meluas ke masyarakat bahkan dunia internasional. Langkah
apakah yang dapat mengurangi konsumsi plastik harianmu?
Berikut
ini adalah cara bagaimana kita memulai diet sampah plastik:
1.
Membawa Tas Belanja Sendiri
Say “no” saat kasir
memasukkan barang belanjaanmu ke dalam plastik, dan serahkan tas belanja kamu
sendiri.
2.
Membawa Tumbler atau Botol Air
Minum Sendiri
Gunakan botol air minum yang dapat digunakan berkali-kali dan
menghindari mengkonsumsi minuman kemasan.
3.
Gunakan Kotak Bekal untuk
Membungkus Makanan
Beli nasi di warteg tanpa plastik bisa dilakukan dengan membawa
kotak bekal sendiri. Serahkan kotak bekal kosongmu kepada si penjual untuk
diisi dengan menu kesukaanmu.
4.
Berhenti Menggunakan Sedotan
dan Sendok/Garpu Plastik Sekali Pakai
Barang plastik sekali pakai seperti sedotan dan sendok/garpu plastik
menyumbang sampah plastik cukup besar. Untuk menyiasatinya, bawa sendiri
peralatan makan seperti sendok dan garpu sendiri. Bahkan sekarang sudah ada
sedotan yang dapat digunakan berulang.
5.
Kurangi Produk yang Menggunakan
Kantong Plastik
Produk dalam kemasan plastik memang praktis. Tapi dapat berakibat
buruk pada lingkungan. Mintalah si penjual untuk mengisi wadah yang kita bawa
dengan barang yang kita inginkan.
6.
Simpan Produk Kedalam Botol atau Jar
Sebagai ganti bungkus plastik, kita bisa memanfaatkan botol atau jar
untuk wadah produk-produk berlebih seperti tepung. Atau produk perawatan tubuh
seperti sabun.
7.
Rencanakan Daftar Belanja
Membuat daftar belanja membuat kita mampu memperkirakan barang yang
akan kita beli sehingga dapat mengurangi penggunaan kantong plastik. Selain
ramah lingkungan juga dapat menghemat pengeluaran kita.
Kesimpulan
Lingkunagn hidup yang sehat, asri, dan lestari sangat penting
artinya bagi keberlangsungan kehidupan. Pengelolaan sampah plastik untuk
mengurangi polusi sampah plastik baik di darat maupun laut memiliki keterkaitan
erat untuk melindungi lungkungan hidup secara terus menerus. Semakin
berkembangnya inovasi untuk mempermudah kehidupan masyarakat mempengaruhi pula
keasrian serta kesehatan lingkungan hidup. Penggunaan bahan plastik untuk
menunjang kebutuhan masyarakat berdampak buruk bagi kesehatan dan keasrian lingkungan
hidup. Melalui kegiatan sosialisasi Diet Sampah Plastik diharapkan dapat
membantu upaya melindungi lingkungan hidup secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Migristine,Rinrin. 2009. Pengolahan Sampah PLastik.Jakarta:
Titian Ilmu
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
BalasHapusPromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^