Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 Mei 2019

MENGANGKAT ISU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN MENJADI ISU NASIONAL

Apakah kalian tahu bahwa Indonesia merupakan negara kedua terbanyak yang jumlah penduduknya masih Buang Air Besar Sembarangan?
Apakah sajakah faktor yang mempengaruhinya, silahkan klik
DISINI


Indonesia is the second-most-populated country still practicing open defecation. The low utilization of latrines is a big problem that can affect human health and the environment. Several sub-districts in Tanggamus Regency have the lowest reported use of a latrine. This study aimed to determine associated factors of latrine usage in Tanggamus Regency in 2017.. A cross-sectional study was conducted among 399 households in Tanggamus Regency, Lampung. Sampling was proportional to the total number of household in 20 sub-districts. Respondents were interviewed by a structured
questionnaire . Data were analyzed using SPSS version 18.0. The study observed that a majority (55.6%) of the respondents used a latrine; furthermore, more than half of all respondents indicated good knowledge (55.9%), positive attitude (57.4%), good economic status (56.1%), access to a proper latrine (57.6%), good support from health office (55.4%), and availability of clean water (53.4%). Multivariate analysis showed that attitude was the most dominant factor related to the utilization of latrine (P<0.05 and adj OR=3.2). Encouraging communities to translate their positive
attitudes into the behavior was very important. Policies, community leaders, and heads of households should all be influenced to change community attitudes to drive consistent latrine use.
 

Rabu, 09 Januari 2019

Nilai Metode Penelitian AKAFARMA

Berikut ini adalah nilai metode penelitian akafarma, bagi yang remedial, silahkan membuat tugas sesuai dengan instruksinya, dibuat perorangan. Remedial maksimum dikumpulkan 16 Januari 2018
Grade A : >= 76
Grade B : 66 – 75
Grade C : 55 – 65
Grade D : <54

Remedial hanya berlaku untuk naik 1 tingkat diatasnya, dengan nilai maksimum remedial adalah B. 





Selasa, 08 Januari 2019

Inilah pentingnya makan buah dan sayur, roleplay keluarga

Lampung, Sudah sadarkah kita terhadap bencana?




Tak terasa sekarang memasuki awal tahun 2019, semoga di tahun ini kita diberi keselamatan dan
kesehatan dariNya, Saya merupakan warga negara Indonesia yang lahir di Lampung, hidup di Lampung
pasti familiar dengan dengan yang namanya laut, dipastikan satu tahun sekali saya berwisata bersama
kerabat untuk melihat dan menikmati indahnya pantai dan gemuruh ombak, lampung terkenal dengan
spot spot pantai dan lautnya yang nan eksotis, Provinsi ini memiliki salah satu Pantai yang terkenal
antara lain Labuhan Jukung yang berada di Krui terkenal akan spot surfingnya dan Pahawang yang
berada di Tanggamus yang terkenal akan spot divingnya, keeksotisan pantai tersebut banyak
mengundang wisatawan lokal maupun luar untuk berkunjung ke provinsi ini, tidak hanya laut
sebenarnya, di bagian barat lampung terbentang Bukit Barisan yang menambah keunikan topografi dari
provinsi ini, saya sangat beruntung menjadi bagian dari Provinsi ini.
Ketika musim liburan ataupun banyak wisatawan berkunjung tidak mengenal musim kemarau ataupun
musim hujan disertai angin kencangpun mereka tetap datang karena mereka ingin sekali berkunjung
dan menghabiskan waktu di Lampung, Ketika musim hujan contohnya, masih saja banyak wisatawan
melakukan kegiatan surfing di Krui walaupun mereka tahu kegiatan itu beresiko berbahaya. Sudah
banyak korban dari wisatawan asing atau pun lokal yang tergulung ombak karena tetap nekat
beraktifitas di sekitar pantai, angin ataupun ombak tidak dapat diprediksi. Bmkg melalui Media lokal pun
menghimbau warga untuk tidak berkatifitas dsekitaran pesisir, walau begitu keeksotikan pantai – pantai
dilampung memikat daya tarik mereka, ataupun warga yang memang hidup dan tinggal di daerah pesisir
pantai seperti nelayan yang hidupnya memang bergantung terhadap laut, ya namanya cari makan
“ombak dan lautan kan ku sebrangi” tidak mengenal musim kemarau atau pun hujan nelayan tetap pergi
berminggu – minggu, ya kalau tidak melaut mereka mau makan apa dan juga banyak masyarakat yang
hidup bergantung dari wisatawan, contohnya pemilik – pemilik warung, homestay dan lain – lain. Ketika
wisatawan atau pun cuaca buruk pasti menghasilan mereka merosot tajam.
Provinsi yang kaya ini juga sangat bergantung kepada sektor kelautan, provinsi yang terkenal dengan
pengekspor ikan nasional dan internasional, ombak kencang pun tak mengalangi mereka mencari nafkah
Indonesia merupakan negara yang secara geologi terletak di garis khatulistiwa sehingga memiliki 2
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dan juga uniknya posisi negara ini yang berada di
pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik dan dapat dipastikan
indonesia memang sangat berpotensi terjadinya gempa didarat maupun dilautan yang dapat
menimbulkan gelombang tsunami dan gelombang tinggi, ditahun kemarin 2018 saja tercatat lebih dari
6.000 gempa dan 8.000 gelombang tinggi, ini merupakan potensi yang besar terhadap Negara, karena
berpotensi menyebabkan kerugian fisik dan juga terjadinya korban jiwa.
Pemerintah Melalui Basarnas (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sejak dulu sudah melakukan
mitigasi bencana yaitu adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
(Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Secara harfian Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu:
Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam
Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa nonalam
Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia
Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Bencana alam meteorologi (hidrometeorologi). Berhubungan dengan iklim. Umumnya tidak terjadi
pada suatu tempat yang khusus
Bencana alam geologi. Adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi,
tsunami, dan longsor
Penyebab bencana alam di Indonesia:
Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar
Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Indo-Australia, Eurasia, Pasifik)
Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam
Basarnas telah melakukan upaya upaya preventif,promotif, dan kuratif, tapi tetap saja masih kecelongan
jika terjadi bencana, contohnya masih saja terjadinya korban jiwa dalam bencana alam dan ketika
bencana warga masih bingung untuk menyelamatkan diri, memang basarnas telah melakukan
pemetaan terhadap wilayah – wilayah yang berpotensi terjadinya bencana, peringatan peringatan
seperti sirine, alat alat pemantauan gempa belum terpenuhi, jadi agak kurang berhasil upaya- upaya
yang dilakukan basarna tanpai disertai Infrastruktur yang mempuni serta personil yang memang meiliki
keahlian, dalam catatan positif saya Basarnas mempunyai nilai A+ terhadap kuratif bencana, Basarnas
Hadir pertama kali melakukan evakuasi korban bencana sampai keadaan di daerah tersebut kondusif
basarnar selalu hadir, contohnya saya Kejadian Tsunami Desember 2018 kemarin di Lampung Basarnas
Hadir dari awal hingga akhir di daerah tersebut menolong para korban dan keluarga korban, sampai
memenuhi logistik yang diperlukan kepada korban.
Dalam hal ini menurut saya Basarnar Harus fokus kepada kegiatan Preventif bencana, seperti datang ke
sekolah sekolah mulai dari TK sampai SMA untuk memberi edukasi kepada anak – anak dan masyarakat
menghadapi bencana, bagaimana cara berlindung dan juga cara penanggulangan bencana, karena ketika
terjadi bencana sangat dipastikan banyak yang menjadi korban adalah anak – anak. Basarnas juga bisa
membuat jalur evakuasi bencana alam, agar para warga tidak bingung kemana mereka berlindung,
selama ini warga ketika terjadi gempa bumi hanya keluar rumah dan mereka tidak beranjak dari tempat
tersebut, padahal ketika terjadi tsunami mereka rentan tersapu ombak.
Pendidikan tentang bencana alam sangat penting terdahap anak – anak karena merekalah penerus
bangsa ini, bisa menggunakan remaja – remaja didesa membentuk emergency team respon yang
bertugas memanajemen bencana disuatu desa tersebut.
Basarnas juga bisa berkoordinasi dengan Dinas setempat untuk melalukan penataan lokasi tempat
tinggal warga, merancang rumah warga dll agar meminimalisir terjadinya korban dan kerugian materil.
Dan yang harus di puhi adalah fasilitas – fasilitas penunjang seperti alat pendeteksi tsunami,gempa dan
juga shelter gempa atau tsunami
Referensi
Online article Mengapa gempa terus terjadi di Indonesia?.CNN.2018 [Citied 3 January 2019].
Avaible From : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45086874
Online article Pengertian Mitigasi Bencana.BASARNAS.2018 [Citied 3 January 2019]
Avaible From : http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603




Penulis : Fadillah Ahmad
Mahasiswa Konversi 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Pendidikan Bencana Sejak Dini Mutlak Penting -Hidup Di Atas Negeri Bencana-


BAB I
    PENDAHULUAN
                Masyarakat masih banyak yang kebingungan ketika bencana terjadi. Hal itu terjadi karena lemahnya kesiapsiagaan diri menghadapi bencana. Tanpa pengetahuan akan mitigasi bencana, kepanikan yang sering terjadi hanya akan menambah korban dan membuat proses mitigasi menjadi lambat. Panaroma alam dan perairan Indonesia terkenal hingga ke penjuru dunia. Kekayaan yang dimiliki negeri ini juga berlimpah ruah. Banyak investor asing yang tertarik mengekplorasi kekayaan alam Indonesia. Namun, di balik itu semua, dalam sentuhan geologis Indonesia merupakan negeri di atas bencana.
                Sebagai negara yang termasuk dalam lingkungan cincin api (ring of fire), Indonesia memiliki potensi bencana alam cukup tinggi. Bagaimana tidak? Negeri ini berada di antara wilayah lintasan dua jalur pegunungan, yaitu pegunungan sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania yang terdapat banyak gunung berapi.
Ring of fire merupakan rangkaian lempeng atau patahan besar yang menjadi ancaman potensial gempa. Posisinya mengepung perairan Indonesia mulai dari Laut Andaman menjalar dari atas pesisir Sumatera hingga timur. Lempeng ‘Semangka’ di sepanjang daratan pantai barat Sumatera berakhir di Selat Sunda. Kemudian, bersambung dengan rangkaian puluhan gunung berapi aktif di Jawa-Bali-Lombok-Sumbawa-Flores hingga Pulau Alor
Berada di wilayah dengan potensi bencana sangat dahsyat membuat pendidikan mengenai bencana menjadi sangat penting. Pasalnya, kesadaran dan pemahaman hubungan antara bencana dan kebutuhan masyarakat adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
                Dalam menghadapi bencana, masyarakat harus bisa mengantisipasi, meminimalisasi, dan menyerap potensi stres atau kekuatan destruktif melalui adaptasi atau resistensi. Selain itu, juga harus bisa mengelola atau menjaga fungsi dan struktur dasar tertentu, selama peristiwa bencana, serta mampu memulihkan pasca-bencana.
"Pendidikan mengenai bencana sangat penting untuk diajarkan di sekolah sejak dini. Jika kesiapsiagaan dilatih sejak dini, maka ketika
terjadi bencana, masyarakat tidak akan gagap
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim mengatakan, pendidikan mengenai mitigasi bencana sudah ada dalam kurikulum 2013. Dia menjelaskan pendidikan mengenai subtansinya ada di setiap pelajaran, misalnya, pendidikan mengenai lingkungan.
"Pendidikan bencana sudah ada di kurikulum 2013. Ada di setiap pelajaran. Pendidikan mitigasi bencana juga ada di program sekolah aman," ujar Wamendikbud di Jakarta belum lama ini. Lantas apa pentingnya sekolah aman untuk menghadapi bencana?
Anak-anak merupakan komunitas yang sangat rentan terhadap bencana. Dan sebagian besar dari kehidupan anak-anak tersebut berlangsung di sekolah. Misalnya, saat berada dalam kelas, terjadi gempa bumi. Tanpa pengetahuan akan mitigasi bencana, anak-anak serta para guru pasti panik, tidak tahu apa yang akan dilakukan. Bagaimana menyelamatkan diri, menyelamatkan anak dan lainnya. Kepanikan yang seperti ini biasanya malah menambah korban, membuat proses mitigasi menjadi lambat.
Dengan mengikuti pedoman sekolah aman bencana, seharusnya sekolah melakukan simulasi mitigasi bencana secara rutin. Para murid dan guru, diajarkan bagaimana bertindak ketika terjadi bencana gempa. Bagaimana proses evakuasi dilakukan. Pengetahuan mitigasi itu harus diasah terus menerus, sebagai salah satu upaya mengurangi risiko yang terjadi akibat bencana.
Seperti diketahui, program Sekolah Aman dicetus pada 2012, program percontohan Sekolah Aman dilakukan di lima provinsi, yaitu Sumatera Barat (Padang dan Padang Pariaman), Jawa Barat (Kota Bandung dan Kabupaten Bandung), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Sikka), serta Jawa Tengah (Rembang dan Grobogan).
Sebelumnya juga, ditandatangani Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana. Pedoman tersebut diluncurkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2012.              
Pedoman Penerapan Sekolah Aman dari Bencana ini disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa lembaga seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Bank Dunia, UNDP, ITB, Yayasan KerLiP dan lainnya.

BAB II
ISI

                Indonesia merupakan kepulauan dengan potensi bencana alam sangat tinggi khususnya untuk bencana alam gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami, karena terletak pada pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif. Ketiga lempeng aktif tersebut adalah lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian Timur. Lempeng tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Penunjaman lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunungapi aktif. Hal tersebut diperjelas lagi oleh Mister and Jordan (1978) menjelaskan bahwa Asia Tenggara bergerak 1 cm/tahun ke arah tenggara, sedang lempeng Samudera Hindia-Australia bergerak 7 cm/tahun ke arah utara, dan lempeng Pasifik barat bergerak 9 cm/tahun ke arah barat. Banyak data tentang gerakan lempeng yang telah diperoleh sejak munculnya Global Positioning System (GPS) (Verstappen, 2000: 17).
                Sehingga sangat wajar apabila dari hasil inventarisasi Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DIY, ada sekitar 3.000 sekolah di DIY yang berada di kawasan rawan bencana (Sumber: Kedaulatan Rakyat, 1 Februari 2014).
Berdasarkan sumber di atas dapat ditarik benang merah, bahwa kita tidak mungkin mengelak dari bencana. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita belajar hidup berdampingan dengan wilayah rawan bencana. Dengan keluarnya UU no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, telah terjadi berbagai perubahan yang cukup signifikan terhadap upaya penanggulangan bencana di Indonesia, baik dari tingkat nasional hingga daerah. Jika upaya penanggulangan bencana di Indonesia bersifat tanggap darurat saja (emergency response). Melalui UU no. 24 tahun 2007 ini mencakup semua fase bencana, diawali dengan fase mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat hingga pemulihan pasca bencana. Perubahan paradigma dari tanggap darurat menjadi siaga bencana, bahwa bencana tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus diterima begitu saja. Tetapi, juga bisa diantisipasi kejadian bencana, korban dan diminimalisir dampaknya.
                Perlu kiranya pemerintah memperbanyak sosialisasi tentang pengurangan risiko bencana/mitigasi bencana melalui jalur pendidikan. Sekolah sebagai institusi pendidikan seharusnya tidak hanya memberikan transfer of knowledge sajanamun juga harus mampu memberikan kecakapan dan keterampilan untuk kelangsungan hidup bagi siswa ketika sudah terjun di masyarakat. Mitigasi bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup siswa. Siswa merupakan orang yang paling cepat menstransfer ilmu yang didapat dari sekolah untuk keluarga dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan anak usia sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana. Sehingga ketika terjadi bencana siswa, guru, dan masyarakat tidak lagi kebingungan, panik, karena telah memahami bagaimana cara mengurangi risiko bencana.
 Tentunya dalam hal ini sangat diperlukan media yang tepat untuk menanamkan mitigasi bencana yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Penanaman mitigasi bencana sejak dini di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan cerita bergambar, latihan simulasi ringan, maupun menyisipkan materi mitigasi bencana ke dalam materi pelajaran yang sesuai. Pemberdayaan anak sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana. Dengan harapan pengetahuan yang didapat dari sekolah dapat ditularkan pada lingkungan sekitar dalam rangka mengurangi risiko bencana.
               










BAB III
KESIMPULAN

                Dari hasil pemaparan dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1.       Pendidikan tanggap bencana sangatlah penting sejak dini
upaya mitigasi bencana seperti yang ada di daerah Selat Sunda seharusnya melibatkan tiga pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, ilmuan, dan swasta. Tujuannya agar mereka dapat berpartisipasi dalam menghadapi bencana.

“Seperti kejadian kemarin di Pandeglang di Selat Sunda. Itu, kan, banyak perusahaan pariwisata. Kalau mereka punya pengetahuan dan kewaspadaan, mungkin mereka akan melakukan upaya bagaimana saat terkena tsunami tidak rubuh. Akhirnya memakan korban jiwa,” kata dia. 
2.       Selain pendidikan, hal penting yang mesti disiapkan pemerintah adalah teknologi deteksi dini bencana.
Teknologi kebencanaan ini sangat penting untuk memberikan kewaspadaan bagi masyarakat. Sebab, tanpa teknologi yang dapat mendeteksi potensi bencana terjadi, maka pendidikan bencana akan terhambat.

“Karena tanpa teknologi sistem peringatan ini terasa tidak lengkap, masyarakat harus waspada. Teknologi itu,
akan memberikan kewaspadaan bagi masyarakat, dan masyarakat sendiri juga harus mendapatkan pengetahuan,” .






BAB IV
REFERENSI

Journal Article
Yuansyah Satya, Neraca Bencana. 2014

PGSD Article
Riyan Setiawan, Tanggap Bencana. 2014

Koran Sindo
Jejen Musfah, Pendidikan Tanggap Bencana. 2018

Tirto.id-Sosial Budaya
Abdul Aziz, Tsunami Selat Sunda. 2018


 Penulis : Puspa Sari
Mahasiswa Konversi 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung

OPTIMALISASI DIET SAMPAH PLASTIK SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI LINGKUNGAN HIDUP SECARA BERKELANJUTAN



Pendahuluan
                Lingkungan hidup merupakan bagian dari bumi yang mencangkup mahluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan benda lainnya seperti air, tanah, udara, ataupun sumber energi yang ada di dalamnya dan menjadi satu. Lingkungan hidup yang baik dapat tercipta bila terjadi keseimbangan antara mahluk hidup yang satu dengan yang lainnya serta terhadap benda lain (air, tanah, udara, dan sumber energi), namun perkembangan teknologi yang pesat membantu manusia untuk menemukan inovasi yang memudahkan mereka melakukan pekerjaan dan memenuhi kebutuhannya. Perkembangan inovasi ini tidak diseimbangkan dengan akibat dari apa yang dihasilkan oleh inovasi tersebut.
                Salah satu inovasi yang mengakibatkan pencemaran bahkan kerusakan lingkungan hidup adalah penggunaan Plastik. Plastik merupakan salah satu bahan yang sering digunakan oleh masyarakat untuk berbagai hal, seperti membawa barang- barang yang tidak cukup dibawa hanya dengan menggunakan kedua tangan atau membungkus sesuatu yang hendak dibawa maupun memberikan kepada seseorang; kemasan makanan atau minuman; perkakas; mainan; dan masih banyak lagi peralatan yang hampir semua menggunakan plastik. Karena seringnya digunakan, plastik seolah-olah telah menjadi bagian dari kebutuhan kehidupan masyarakat. Padahal sebenarnya plastik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup apabila sudah tidak digunakan lagi, dimana istilah plastik yang sudah tidak digunakan tersebut dikenal dengan sebutan sampah plastik.
                Peran serta masyarakat untuk melindungi lingkungan hidup secara berkelanjutan sangat dibutuhkan. Salah satunya dengan cara melakukan diet sampah plastik di mulai dari diri sendiri hingga meluas ke masyarakat secara keseluruhan dan berkelanjutan. Sehingga dapat melindungi lingkungan hidup dan bumi secara luas dari pencemaran sampah plastik.

Bahaya Sampah Plastik Bagi Lingkungan Hidup
                Alasan mengapa sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik yang memang sulit diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun. Plastik baru dapat diuraikan oleh tanah setidaknya setelah tertimbun selama 200 hingga 400 tahun. Bahkan ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa sampah plastik bisa terurai dalam waktu 1000 tahun lamanya. Tetapi banyak masyarakat yang tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan plastik terhadap lingkungan. Bahkan tiap tahunnya penggunaan sampah plastik semakin meningkat tajam. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penggunaan plastik sebagai kebutuhan sekali pakai seperti kantong plastik untuk membungkus makanan, peralatan makan (seperti sendok, garpu, piring, mangkok, dsb), serta kemasan makanan dan minuman.
                Diperkirakan 500 juta hingga satu miliyar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini di biarkan berlarut-larut maka bumi ini akan diibaratkan sebagai bumi yang dibungkus oleh plastik. Dapat dibayangkan berapa banyak sampah plastik yang tertumpuk karena tidak dapak diuraikan, Tercemarnya tanah, air tanah, dan mahluk bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan. Sampah plastik dapat mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah. Menurunkan kesuburan tanah Karena plastik dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak mahluk bawah tanah yang mampu menyuburkan tanah. Hewan- hewan dapat terjerat dalam tumpukan sampah plastik, Hewan laut seperti Paus, penyu laut, lumba-lumba, anjing laut menganggap kantong plastik sebagai makanan dan akhirnya mati Karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
                Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang dapat menyebabkan banjir. Pembakaran sampah plastik di udara dapat membahayakan karena beberapa diantaranya dapat melepas zat beracun seperti HCL, CO dan HCN. Dampaknya antara lain dapat memicu penyakit kanker, pembengkakan hati, gangguan sintem saraf dan dapt memicu depresi. Alangkah banyaknya rentetan dampak negatif dari sampah plastik yang kita hasilkan dari kehidupan kita.
                Banyak data dan penelitian yang menggambarkan bahaya dari sampah plastik. Tahun 2010, para ilmuwan dari National Center for Ecological Analysis and Synthesis di Universitas Geogia di Athena memperkirakan 8 juta ton dengan prediksi akan meningkat 9,1 juta ton yang masuk ke laut setiap tahunnya. Selain itu meningkatnya gelombang plastik yang dibeli sebanyak 1 juta botol plastik setiap menit. Fenomena yang baru terjadi dan ada di negeri Indonesia pada tanggal 18 November 2018 yaitu matinya seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan 5,9 kilogram sampah plastik di dalam perutnya.
Dengan banyaknya bahaya yang ditimbulkan oleh sampah plastik bagi lingkungan hidup, masihkah kita akan tinggal diam dan membiarkan bahaya ini berkelanjutan?

Kebijkan Mengurangi sampah Plastik
                Awal Desember 2017, Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Nairobi, Kenya mendeklarasikan sebuah resolusi tentang sampah plastik dan mikroplastik di laut. Intinya, Negara-negara sepakat mencegah dan mengurangi polusi laut secara signifikan pada tahun  2025. Negara memprioritaskan kebijakan yang menghindari sampah plastik dan mikroplastik masuk lingkungan laut. Selain itu semua Negara menghimbau masyarakatnya untuk melaksanakan kampanye dan mengaplikasikannya langsung dalam kehidupan sehari-hari dengan 6R yakni refuse( mulai menolak penggunaan plastik secara berlebihan dan menghapus plastik sekali pakai), reduse ( mereduksi plastik sebagai bahan baku), reuse (menggunakan kembali plastik yang masih bisa dipakai atau menggunakan peralatan yang bisa dipakai berulang kali),recycle ( daur ulang untuk menghindari sampah plastik) dan recover (pembakara plastik secara ketat untuk produksi energy) dan redesign (desain ulang).
                Di beberapa Negara bahkan melarang penggunaan kantong plastik seperti Bangladesh Negara kecil di Asia Selatan yang merupakan pionir di dunia yang melarang penggunaan tas plastik. Bangladesh sejak tahun 2002 melarang pemakaian tas plastik, dimulai dari ibu kota Dhaka dan merembet ke wilayah lain. Di Inggris dikembangkan skema pengembalian botol dengan imbalan, dan meningkatkan sarana minum gratis di kota-kota besar termasuk London. Sedangkan Negara lain ada yang menggunakan kebijakan tas plastik berbayar, Salah satunya Indonesia yang baru menerapkan langkah ini di mulai tahun 2016.
                Hal ini dilakukan semata-mata untuk melindungi lingkungan hidup kita agar tetap sehat, asri dan bumi ini tidak berubah menjadi “planet plastic”.

Diet Sampah Plastik sebagai Upaya Melindungi Lingkungan Hidup Secara Berkelanjutan
                Diet Sampah Plastik adalah sosialisasi sekaligus upaya pengurangan penggunaan bahan plastik untuk mengurangi sampah plastik dimulai dari diri sendiri yang akan meluas ke masyarakat bahkan dunia internasional. Langkah apakah yang dapat mengurangi konsumsi plastik harianmu?
                Berikut ini adalah cara bagaimana kita memulai diet sampah plastik:
1.       Membawa Tas Belanja Sendiri
Say “no” saat kasir memasukkan barang belanjaanmu ke dalam plastik, dan serahkan tas belanja kamu sendiri.
2.       Membawa Tumbler atau Botol Air Minum Sendiri
Gunakan botol air minum yang dapat digunakan berkali-kali dan menghindari mengkonsumsi minuman kemasan.
3.       Gunakan Kotak Bekal untuk Membungkus Makanan
Beli nasi di warteg tanpa plastik bisa dilakukan dengan membawa kotak bekal sendiri. Serahkan kotak bekal kosongmu kepada si penjual untuk diisi dengan menu kesukaanmu.
4.       Berhenti Menggunakan Sedotan dan Sendok/Garpu Plastik Sekali Pakai
Barang plastik sekali pakai seperti sedotan dan sendok/garpu plastik menyumbang sampah plastik cukup besar. Untuk menyiasatinya, bawa sendiri peralatan makan seperti sendok dan garpu sendiri. Bahkan sekarang sudah ada sedotan yang dapat digunakan berulang.
5.       Kurangi Produk yang Menggunakan Kantong Plastik
Produk dalam kemasan plastik memang praktis. Tapi dapat berakibat buruk pada lingkungan. Mintalah si penjual untuk mengisi wadah yang kita bawa dengan barang yang kita inginkan.
6.       Simpan Produk Kedalam  Botol atau Jar
Sebagai ganti bungkus plastik, kita bisa memanfaatkan botol atau jar untuk wadah produk-produk berlebih seperti tepung. Atau produk perawatan tubuh seperti sabun.
7.       Rencanakan Daftar Belanja
Membuat daftar belanja membuat kita mampu memperkirakan barang yang akan kita beli sehingga dapat mengurangi penggunaan kantong plastik. Selain ramah lingkungan juga dapat menghemat pengeluaran kita.

Kesimpulan
                Lingkunagn hidup yang sehat, asri, dan lestari sangat penting artinya bagi keberlangsungan kehidupan. Pengelolaan sampah plastik untuk mengurangi polusi sampah plastik baik di darat maupun laut memiliki keterkaitan erat untuk melindungi lungkungan hidup secara terus menerus. Semakin berkembangnya inovasi untuk mempermudah kehidupan masyarakat mempengaruhi pula keasrian serta kesehatan lingkungan hidup. Penggunaan bahan plastik untuk menunjang kebutuhan masyarakat berdampak buruk bagi kesehatan dan keasrian lingkungan hidup. Melalui kegiatan sosialisasi Diet Sampah Plastik diharapkan dapat membantu upaya melindungi lingkungan hidup secara berkelanjutan.


DAFTAR PUSTAKA
Migristine,Rinrin. 2009. Pengolahan Sampah PLastik.Jakarta: Titian Ilmu

 Penulis : Iin Aprianingsih
Mahasiswa Konversi 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung

Kerusakan lingkungan


Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari keberadaan lingkungan. Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam serta flora maupun fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Selain itu, lingkungan juga berhubungan erat dengan keadaan perekonomian, pasalnya banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perekonomian. Namun jika sumber daya alam tersebut terus menerus dieksploitasi secara berlebihan akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan bencana. Oleh karena itu perlu adanya suatu konsep ekonomi yangramah pada lingkungan. atau ekonomi hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. menyebutkan, ekonomi hijau adalah ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Ekonomi hijau ingin menghilangkan dampak negatif  pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam. Ekonomi hijau ini sendiri merupakan sebuah model pembangunan ekonomi pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan  bisnis msyarakat yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan dan keadilan sosial. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan  penduduk  dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. menurut Sumitro mendefinisikan pembangunan sebagai suatu transformasi dalam arti perubahan struktur ekonomi. perubahan struktur ekonomi diartikan sebagai perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi.
pandangan tentang pentingnya transformasi struktur ekonomi pertanian kestruktur ekonomi industri dalam upaya menuju pertumbuhan dalam aspek ini pengertian pertumbuhan asosiatif dengan pembangunan  ekonomi. dibalik pesatnya pembangunan ekonomi masih terdapat sisi negatif dari pembangunan itu sendiri. 0ampak negatif tersebut diantaranya sepertinya pembangunan ekonomi yang  tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup,industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian, penebangan hutan secara ilegal dan besar 1 besaran untuk lahan terbuka mengakibatkan hilangnya habitat alam baik hayati atau pembangunan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan dan emisi, terlebih lagi pembangunan pabrik yang semakin banyak menyebabkan polusi dan peningkatan emisi karbon dioksida.  
Jika keadaan seperti ini terus menerus dibiarkan maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan hidup yang sangat besar, cadangan sumber daya alam masa depan akan dengan cepat habis dan parahnya lagi akan terjadi pencemaran lingkungan melalui udara yang diakibatkan meningkatnya emisi karbon dioksida. Misalnya saja emisi karbon dioksida yang berasal dari pabrik pabrik dan kendaraan yang ekosistem mengeluarkan emisi karbon dioksida 3 jam tiap hari. Kendaraan bermotor di seluruh dunia diperkirakan menghasilkan emisi karbon hingga 3 miliar pertahunnya. produksi semen menghasilkan  miliar ton per tahun. Kemudian pembukaan hutan mengakibatkan emisi sekitar 8/ miliar ton per tahun. Total emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas manusia pada tahun  ini mencapai 8/ miliar ton. Energi minyak dan gas bumi juga merupakan salah satu penyumbang terjadinya ekploitasi emisi karbon dioksida dan pemanasan global.
Ekonomi rendah karbon adalah suatu konsep pengembangan perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida. Manfaat dari konsep ekonomi rendah karbon diantaranya mengatasi perubahan iklim dunia, menciptakan ekonomi masyarakat setempat dan berkelanjutan, memanfaatkan permintaan pasar untuk investasi produk rendah emisi, menunjukkan nilai dan integritas pembangunan ekonomi rendah emisi, dan melestarikan keaneragaman hayati. Ekonomi rendah karbon sebagai solusi perubahan iklim danlingkungan adalah sektor ekonomi yang didorong pada kondisi karbon neutral bahkan karbonnegatif. Salah satu solusinya yaitu melalui pengembangan energi rendah emisi.Kebijaksanaan energi rendah emisi nasional bertujuan untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam mendukung perekonomian negara yang merupakan penggerak pembangunan nasional. Sebagai suatu negara yang banyak penduduknya dan mempunyai wilayah yang luas, pemerataan pembangunan juga berarti pemerataan kesempatan untuk mendapatkan energi yang cukup. Salah satu strategi pengembangan energinasional adalah meningkatkan kegiatan di:ersifikasi energi dengan menganekaragamkan pemanfaatan energi rendah emisi. Hal tersebut sejalan dengan kebijaksanaan umum bidang energi yang memprioritaskan pemanfaatan energi dalam negeri. Sedangkan energi ekspor khususnya minyak dan gas bumi tetap masih memegang peranan penting sebagai sumber de:isa negara untuk manunjang pembangunan nasional. indonesia memiliki potensi energi rendah emisi yang cukup besar, namun pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan energi masih sangat kecil. pemanfaatan energi rendah emisi secara komersial salah satunya yaitu pengolahan energi yang berasal dari panas bumi atau sering di sebut  geothermal.
Energi panas bumi atau geothermal  yang terdapat dan terbentuk  di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai
Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang  secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk  pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
Indonesia terdapat prospek  panas bumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian barat Sumatera, terus ke, bali, Nusa tenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yangmempunyai temperatur tinggi, hanya beberapa diantaranya yang mempunyii temperatur sedang. Energi panas bumi merupakan sumber daya energi alternatif yang kompetitif karena aman terhadap lingkungan tersedia di lndonesia.

Kesimpulan
Dalam penulisan essay ini, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memerangi kerusakan lingkungan dan pencegahan peningkatan emisi karbon dioksida 2O yang disebabkan oleh pabrik 1 pabrik industrialisasi, penebangan hutan secara illegal serta efek dari gas rumah kaca diperlukan konsep green Economy yang berdasarkan pada pembangunan berkelanjutan. melalui Ekonomi rendah karbon diharapkan dapatkan menciptakan industrialisasi atau pembangunan pabrik yang menekankan kegiatan rendah Emisi, mampu mengimplementasikan green economy dengan optimal maka keseimbangan alam, bebas polusi dan cadangan sumber daya alam yang bisa digunakan akan stabil.selain itu untuk membantu pemerintah, penulis mengajukan gagasan pengembangan energi rendah emisi dengan berfokus pada energi panas bumi.


Penulis : Siti Rahmawati
Mahasiswa Konversi Angkatan 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung

Bencana Negeriku


PENDAHULUAN
Akhir-Akhir ini, bermacam jenis bencana singgah di Tanah Air. Mulai dari Gempa (Sukabumi), banjir (Medan dan Jogjakarta), banjir bandang (Pacitan dan Lombok Timur), gunung meletus (Gunung Agung, Bali), puting beliung (Sidoarjo), dan yang paling terbaru ada tsunami lampung dan banteng yang banyak memakan korban dan harta benda serta beberapa bencana lainnya terjadi tanpa mengenal musim. Karena Indonesia bagian dari kepulauan yang secara geografis terletak di antara tiga lempeng besar (Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik), negeri ini rentan akan bencana alam.
Indonesia merupakan negeri dengan potensi bencana alam sangat tinggi, khususnya untuk bencana gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami, karena posisi geografis negeri ini terletak di pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif.
Selain itu, Indonesia juga masuk dalam zona ring of fire sehingga kemungkinan bencana bisa saja terjadi. Semua faktor itu tentunya mengakrabkan negara ini dengan berbagai kemungkinan bencana yang ada, di mana masyarakat perlu lebih bersahabat dengan alam. Bencana multihazard sudah sering menjadi wacana dan pertimbangan untuk diikutsertakan dalam semua perencanaan teknis di tingkat industri maupun pembangunan. Perihal kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH), manajemen risiko bencana, safety fire protection, maupun penanggulangan risiko bencana menjadi perhatian khusus yang tidak dikesampingkan para pelaku pembangunan.
Juga menjadi perhatian khusus karena bencana alam yang tergolong dalam bencana tipe rapid onset (kejadian berlangsung cepat) memiliki total kontribusi persentase kematian hingga kurang lebih 13 persen (Wisner, 2003). Untuk tingkat pekerjaan dan lapangan, Indonesia telah sangat memperhatikan aspek K3LH (Kesehatan, Keselamatan, Kerja dan Lingkungan Hidup) untuk pekerja-pekerjanya. Hal itu bisa dilihat dari sistem manajemen K3LH yang telah menjadi aspek utama di ranah industri Indonesia di mana rambu-rambu K3 telah terpasang secara rapi dan inspeksi juga audit terkait keselamatan kerja rutin diadakan. Namun, perencanaan dan pembangunan yang melibatkan aspek K3LH dan pertimbangan terhadap desain sesuai perilaku bencana pun tak cukup. Pada akhirnya, masyarakatlah yang secara langsung merespons ketika terjadi bencana. Dalam hal ini, kesiapsiagaan melalui pendidikan dan pelatihan menjadi bagian daripada upaya preventif sebelum memakan korban.
Mencegah sebelum dan selagi bencana Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Untuk hal semacam itu, Indonesia memiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Badan ini juga memiliki rantai terkecil, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bisa menjadi wadah kuat dalam masalah kebencanaan di Indonesia. BNPB mengeluarkan buku saku yang melingkupi prosedur kedaruratan seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, kecelakaan transportasi, dan lainnya. Buku ini telah secara lengkap memaparkan prosedur menghadapi bencana bagi masyarakat. Namun, itu semua tidak cukup diatur melalui tulisan. Masyarakat Indonesia dari kalangan berbagai usia sedari dini memerlukan bimbingan intensif terkait penanggulangan bencana.

Macam-Macam Bencana Alam Di Sekitar Kita
Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir

Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.

Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi yang besar.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.

Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang terkena dampak tsunami.

Angin Puting Beliung / Angin Ribut
Angin puting beliung adalah angin dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu daerah yang dapat merusak berbagai benda yang ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar seperti badai, tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat olehNational Weather Service Amerika Serikat seperti tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya mencirikan puting beliung “cuaca sedang” berasal dari puting beliung tornado.

Tanah Longsor
Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor karena batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.

Pemanasan global atau Global Warming
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratanBumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kacaakibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Kekeringan
Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringanadalah kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil pertanian. Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat kekeringan,sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.

ARGUMENTASI
Melakukan pendidikan dini tentang bencana alam sangatlah penting melihat Indonesia merupakan negeri dengan potensi bencana alam sangat tinggi, khususnya untuk bencana gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami, karena posisi geografis negeri ini terletak di pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif.
Selain itu, Indonesia juga masuk dalam zona ring of fire sehingga kemungkinan bencana bisa saja terjadi. Semua faktor itu tentunya mengakrabkan negara ini dengan berbagai kemungkinan bencana yang ada, di mana masyarakat perlu lebih bersahabat dengan alam. Bencana multihazard sudah sering menjadi wacana dan pertimbangan untuk diikutsertakan dalam semua perencanaan teknis di tingkat industri maupun pembangunan. Perihal kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH), manajemen risiko bencana, safety fire protection, maupun penanggulangan risiko bencana menjadi perhatian khusus yang tidak dikesampingkan para pelaku pembangunan.

KESIMPULAN
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat dan kurangnya pendidikan tentang bencana tersevut, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.



Penulis : Nani Aidatri
Mahasiswa Konversi Fakultas Kesehatan Masyarakata Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun Angkatan 2018