Total Tayangan Halaman
16,827
Minggu, 07 Juli 2019
Kamis, 27 Juni 2019
Jumat, 21 Juni 2019
Selasa, 28 Mei 2019
MENGANGKAT ISU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN MENJADI ISU NASIONAL
Apakah kalian tahu bahwa Indonesia merupakan negara kedua terbanyak yang jumlah penduduknya masih Buang Air Besar Sembarangan?
Apakah sajakah faktor yang mempengaruhinya, silahkan klik
DISINI
Indonesia is the second-most-populated country still practicing open defecation. The low utilization of latrines is a big problem that can affect human health and the environment. Several sub-districts in Tanggamus Regency have the lowest reported use of a latrine. This study aimed to determine associated factors of latrine usage in Tanggamus Regency in 2017.. A cross-sectional study was conducted among 399 households in Tanggamus Regency, Lampung. Sampling was proportional to the total number of household in 20 sub-districts. Respondents were interviewed by a structured
questionnaire . Data were analyzed using SPSS version 18.0. The study observed that a majority (55.6%) of the respondents used a latrine; furthermore, more than half of all respondents indicated good knowledge (55.9%), positive attitude (57.4%), good economic status (56.1%), access to a proper latrine (57.6%), good support from health office (55.4%), and availability of clean water (53.4%). Multivariate analysis showed that attitude was the most dominant factor related to the utilization of latrine (P<0.05 and adj OR=3.2). Encouraging communities to translate their positive
attitudes into the behavior was very important. Policies, community leaders, and heads of households should all be influenced to change community attitudes to drive consistent latrine use.
Apakah sajakah faktor yang mempengaruhinya, silahkan klik
DISINI
Indonesia is the second-most-populated country still practicing open defecation. The low utilization of latrines is a big problem that can affect human health and the environment. Several sub-districts in Tanggamus Regency have the lowest reported use of a latrine. This study aimed to determine associated factors of latrine usage in Tanggamus Regency in 2017.. A cross-sectional study was conducted among 399 households in Tanggamus Regency, Lampung. Sampling was proportional to the total number of household in 20 sub-districts. Respondents were interviewed by a structured
questionnaire . Data were analyzed using SPSS version 18.0. The study observed that a majority (55.6%) of the respondents used a latrine; furthermore, more than half of all respondents indicated good knowledge (55.9%), positive attitude (57.4%), good economic status (56.1%), access to a proper latrine (57.6%), good support from health office (55.4%), and availability of clean water (53.4%). Multivariate analysis showed that attitude was the most dominant factor related to the utilization of latrine (P<0.05 and adj OR=3.2). Encouraging communities to translate their positive
attitudes into the behavior was very important. Policies, community leaders, and heads of households should all be influenced to change community attitudes to drive consistent latrine use.
Sabtu, 23 Maret 2019
Jumat, 18 Januari 2019
Rabu, 09 Januari 2019
Nilai Metode Penelitian AKAFARMA
Berikut ini adalah nilai metode penelitian akafarma, bagi yang remedial, silahkan membuat tugas sesuai dengan instruksinya, dibuat perorangan. Remedial maksimum dikumpulkan 16 Januari 2018
Grade A : >= 76
Grade B : 66 – 75
Grade C : 55 – 65
Grade D : <54
Grade A : >= 76
Grade B : 66 – 75
Grade C : 55 – 65
Grade D : <54
Remedial hanya berlaku untuk naik 1 tingkat diatasnya, dengan nilai maksimum remedial adalah B.
Selasa, 08 Januari 2019
Lampung, Sudah sadarkah kita terhadap bencana?
Tak terasa sekarang memasuki awal tahun 2019, semoga di tahun ini kita diberi keselamatan dan
kesehatan dariNya, Saya merupakan warga negara Indonesia yang lahir di Lampung, hidup di Lampung
pasti familiar dengan dengan yang namanya laut, dipastikan satu tahun sekali saya berwisata bersama
kerabat untuk melihat dan menikmati indahnya pantai dan gemuruh ombak, lampung terkenal dengan
spot spot pantai dan lautnya yang nan eksotis, Provinsi ini memiliki salah satu Pantai yang terkenal
antara lain Labuhan Jukung yang berada di Krui terkenal akan spot surfingnya dan Pahawang yang
berada di Tanggamus yang terkenal akan spot divingnya, keeksotisan pantai tersebut banyak
mengundang wisatawan lokal maupun luar untuk berkunjung ke provinsi ini, tidak hanya laut
sebenarnya, di bagian barat lampung terbentang Bukit Barisan yang menambah keunikan topografi dari
provinsi ini, saya sangat beruntung menjadi bagian dari Provinsi ini.
Ketika musim liburan ataupun banyak wisatawan berkunjung tidak mengenal musim kemarau ataupun
musim hujan disertai angin kencangpun mereka tetap datang karena mereka ingin sekali berkunjung
dan menghabiskan waktu di Lampung, Ketika musim hujan contohnya, masih saja banyak wisatawan
melakukan kegiatan surfing di Krui walaupun mereka tahu kegiatan itu beresiko berbahaya. Sudah
banyak korban dari wisatawan asing atau pun lokal yang tergulung ombak karena tetap nekat
beraktifitas di sekitar pantai, angin ataupun ombak tidak dapat diprediksi. Bmkg melalui Media lokal pun
menghimbau warga untuk tidak berkatifitas dsekitaran pesisir, walau begitu keeksotikan pantai – pantai
dilampung memikat daya tarik mereka, ataupun warga yang memang hidup dan tinggal di daerah pesisir
pantai seperti nelayan yang hidupnya memang bergantung terhadap laut, ya namanya cari makan
“ombak dan lautan kan ku sebrangi” tidak mengenal musim kemarau atau pun hujan nelayan tetap pergi
berminggu – minggu, ya kalau tidak melaut mereka mau makan apa dan juga banyak masyarakat yang
hidup bergantung dari wisatawan, contohnya pemilik – pemilik warung, homestay dan lain – lain. Ketika
wisatawan atau pun cuaca buruk pasti menghasilan mereka merosot tajam.
Provinsi yang kaya ini juga sangat bergantung kepada sektor kelautan, provinsi yang terkenal dengan
pengekspor ikan nasional dan internasional, ombak kencang pun tak mengalangi mereka mencari nafkah
Indonesia merupakan negara yang secara geologi terletak di garis khatulistiwa sehingga memiliki 2
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dan juga uniknya posisi negara ini yang berada di
pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik dan dapat dipastikan
indonesia memang sangat berpotensi terjadinya gempa didarat maupun dilautan yang dapat
menimbulkan gelombang tsunami dan gelombang tinggi, ditahun kemarin 2018 saja tercatat lebih dari
6.000 gempa dan 8.000 gelombang tinggi, ini merupakan potensi yang besar terhadap Negara, karena
berpotensi menyebabkan kerugian fisik dan juga terjadinya korban jiwa.
Pemerintah Melalui Basarnas (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sejak dulu sudah melakukan
mitigasi bencana yaitu adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
(Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Secara harfian Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu:
▪ Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam
▪ Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa nonalam
▪ Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia
Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
▪ Bencana alam meteorologi (hidrometeorologi). Berhubungan dengan iklim. Umumnya tidak terjadi
pada suatu tempat yang khusus
▪ Bencana alam geologi. Adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi,
tsunami, dan longsor
Penyebab bencana alam di Indonesia:
▪ Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar
▪ Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Indo-Australia, Eurasia, Pasifik)
▪ Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam
Basarnas telah melakukan upaya upaya preventif,promotif, dan kuratif, tapi tetap saja masih kecelongan
jika terjadi bencana, contohnya masih saja terjadinya korban jiwa dalam bencana alam dan ketika
bencana warga masih bingung untuk menyelamatkan diri, memang basarnas telah melakukan
pemetaan terhadap wilayah – wilayah yang berpotensi terjadinya bencana, peringatan peringatan
seperti sirine, alat alat pemantauan gempa belum terpenuhi, jadi agak kurang berhasil upaya- upaya
yang dilakukan basarna tanpai disertai Infrastruktur yang mempuni serta personil yang memang meiliki
keahlian, dalam catatan positif saya Basarnas mempunyai nilai A+ terhadap kuratif bencana, Basarnas
Hadir pertama kali melakukan evakuasi korban bencana sampai keadaan di daerah tersebut kondusif
basarnar selalu hadir, contohnya saya Kejadian Tsunami Desember 2018 kemarin di Lampung Basarnas
Hadir dari awal hingga akhir di daerah tersebut menolong para korban dan keluarga korban, sampai
memenuhi logistik yang diperlukan kepada korban.
Dalam hal ini menurut saya Basarnar Harus fokus kepada kegiatan Preventif bencana, seperti datang ke
sekolah sekolah mulai dari TK sampai SMA untuk memberi edukasi kepada anak – anak dan masyarakat
menghadapi bencana, bagaimana cara berlindung dan juga cara penanggulangan bencana, karena ketika
terjadi bencana sangat dipastikan banyak yang menjadi korban adalah anak – anak. Basarnas juga bisa
membuat jalur evakuasi bencana alam, agar para warga tidak bingung kemana mereka berlindung,
selama ini warga ketika terjadi gempa bumi hanya keluar rumah dan mereka tidak beranjak dari tempat
tersebut, padahal ketika terjadi tsunami mereka rentan tersapu ombak.
Pendidikan tentang bencana alam sangat penting terdahap anak – anak karena merekalah penerus
bangsa ini, bisa menggunakan remaja – remaja didesa membentuk emergency team respon yang
bertugas memanajemen bencana disuatu desa tersebut.
Basarnas juga bisa berkoordinasi dengan Dinas setempat untuk melalukan penataan lokasi tempat
tinggal warga, merancang rumah warga dll agar meminimalisir terjadinya korban dan kerugian materil.
Dan yang harus di puhi adalah fasilitas – fasilitas penunjang seperti alat pendeteksi tsunami,gempa dan
juga shelter gempa atau tsunami
Referensi
Online article Mengapa gempa terus terjadi di Indonesia?.CNN.2018 [Citied 3 January 2019].
Avaible From : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45086874
Online article Pengertian Mitigasi Bencana.BASARNAS.2018 [Citied 3 January 2019]
Avaible From : http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603
Penulis : Fadillah Ahmad
Mahasiswa Konversi 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
Pendidikan Bencana Sejak Dini Mutlak Penting -Hidup Di Atas Negeri Bencana-
BAB I
PENDAHULUAN
Masyarakat masih banyak yang kebingungan
ketika bencana terjadi. Hal itu terjadi karena lemahnya kesiapsiagaan diri
menghadapi bencana. Tanpa pengetahuan akan mitigasi bencana, kepanikan yang
sering terjadi hanya akan menambah korban dan membuat proses mitigasi menjadi
lambat. Panaroma alam dan
perairan Indonesia terkenal hingga ke penjuru dunia. Kekayaan yang dimiliki
negeri ini juga berlimpah ruah. Banyak investor asing yang tertarik
mengekplorasi kekayaan alam Indonesia. Namun, di balik itu semua, dalam
sentuhan geologis Indonesia merupakan negeri di atas bencana.
Sebagai negara yang termasuk dalam lingkungan
cincin api (ring of fire), Indonesia memiliki potensi bencana alam cukup
tinggi. Bagaimana tidak? Negeri ini berada di antara wilayah lintasan dua jalur
pegunungan, yaitu pegunungan sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania yang
terdapat banyak gunung berapi.
Ring of fire
merupakan rangkaian lempeng atau patahan besar yang menjadi ancaman potensial
gempa. Posisinya mengepung perairan Indonesia mulai dari Laut Andaman menjalar
dari atas pesisir Sumatera hingga timur. Lempeng ‘Semangka’ di sepanjang daratan
pantai barat Sumatera berakhir di Selat Sunda. Kemudian, bersambung dengan
rangkaian puluhan gunung berapi aktif di Jawa-Bali-Lombok-Sumbawa-Flores hingga
Pulau Alor
Berada di wilayah
dengan potensi bencana sangat dahsyat membuat pendidikan mengenai bencana
menjadi sangat penting. Pasalnya, kesadaran dan pemahaman hubungan antara
bencana dan kebutuhan masyarakat adalah hal yang sangat penting dalam
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
Dalam menghadapi bencana, masyarakat harus
bisa mengantisipasi, meminimalisasi, dan menyerap potensi stres atau kekuatan
destruktif melalui adaptasi atau resistensi. Selain itu, juga harus bisa
mengelola atau menjaga fungsi dan struktur dasar tertentu, selama peristiwa
bencana, serta mampu memulihkan pasca-bencana.
"Pendidikan
mengenai bencana sangat penting untuk diajarkan di sekolah sejak dini. Jika
kesiapsiagaan dilatih sejak dini, maka ketika
terjadi bencana,
masyarakat tidak akan gagap
Wakil Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim mengatakan, pendidikan
mengenai mitigasi bencana sudah ada dalam kurikulum 2013. Dia menjelaskan
pendidikan mengenai subtansinya ada di setiap pelajaran, misalnya, pendidikan
mengenai lingkungan.
"Pendidikan
bencana sudah ada di kurikulum 2013. Ada di setiap pelajaran. Pendidikan
mitigasi bencana juga ada di program sekolah aman," ujar Wamendikbud di
Jakarta belum lama ini. Lantas apa pentingnya sekolah aman untuk menghadapi
bencana?
Anak-anak
merupakan komunitas yang sangat rentan terhadap bencana. Dan sebagian besar
dari kehidupan anak-anak tersebut berlangsung di sekolah. Misalnya, saat berada
dalam kelas, terjadi gempa bumi. Tanpa pengetahuan akan mitigasi bencana,
anak-anak serta para guru pasti panik, tidak tahu apa yang akan dilakukan.
Bagaimana menyelamatkan diri, menyelamatkan anak dan lainnya. Kepanikan yang
seperti ini biasanya malah menambah korban, membuat proses mitigasi menjadi
lambat.
Dengan mengikuti
pedoman sekolah aman bencana, seharusnya sekolah melakukan simulasi mitigasi
bencana secara rutin. Para murid dan guru, diajarkan bagaimana bertindak ketika
terjadi bencana gempa. Bagaimana proses evakuasi dilakukan. Pengetahuan
mitigasi itu harus diasah terus menerus, sebagai salah satu upaya mengurangi
risiko yang terjadi akibat bencana.
Seperti
diketahui, program Sekolah Aman dicetus pada 2012, program percontohan Sekolah
Aman dilakukan di lima provinsi, yaitu Sumatera Barat (Padang dan Padang
Pariaman), Jawa Barat (Kota Bandung dan Kabupaten Bandung), Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur (Sikka), serta Jawa Tengah (Rembang dan Grobogan).
Sebelumnya juga,
ditandatangani Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari
Bencana. Pedoman tersebut diluncurkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) pada 2012.
Pedoman Penerapan
Sekolah Aman dari Bencana ini disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa
lembaga seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Agama, Bank Dunia,
UNDP, ITB, Yayasan KerLiP dan lainnya.
BAB II
ISI
Indonesia merupakan kepulauan
dengan potensi bencana alam sangat tinggi khususnya untuk bencana alam gempa
bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami, karena terletak pada pertemuan tiga
lempeng/kerak bumi aktif. Ketiga lempeng aktif tersebut adalah lempeng
Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng
Pasifik di bagian Timur. Lempeng tersebut bergerak dan saling bertumbukan
sehingga lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Penunjaman
lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan lempeng Eurasia yang
bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunungapi aktif.
Hal tersebut diperjelas lagi oleh Mister and Jordan (1978) menjelaskan bahwa
Asia Tenggara bergerak 1 cm/tahun ke arah tenggara, sedang
lempeng Samudera Hindia-Australia bergerak 7 cm/tahun ke arah utara, dan
lempeng Pasifik barat bergerak 9 cm/tahun ke arah barat. Banyak data
tentang gerakan lempeng yang telah diperoleh sejak munculnya Global
Positioning System (GPS) (Verstappen, 2000: 17).
Sehingga sangat wajar
apabila dari hasil inventarisasi Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DIY, ada
sekitar 3.000 sekolah di DIY yang berada di kawasan rawan bencana (Sumber:
Kedaulatan Rakyat, 1 Februari 2014).
Berdasarkan sumber di atas dapat ditarik benang merah, bahwa
kita tidak mungkin mengelak dari bencana. Yang bisa kita lakukan adalah
bagaimana kita belajar hidup berdampingan dengan wilayah rawan bencana. Dengan
keluarnya UU no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, telah terjadi
berbagai perubahan yang cukup signifikan terhadap upaya penanggulangan bencana
di Indonesia, baik dari tingkat nasional hingga daerah. Jika upaya
penanggulangan bencana di Indonesia bersifat tanggap darurat saja (emergency
response). Melalui UU no. 24 tahun 2007 ini mencakup semua fase bencana,
diawali dengan fase mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat hingga pemulihan
pasca bencana. Perubahan paradigma dari tanggap darurat menjadi siaga bencana,
bahwa bencana tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus diterima begitu
saja. Tetapi, juga bisa diantisipasi kejadian bencana, korban dan diminimalisir
dampaknya.
Perlu kiranya pemerintah
memperbanyak sosialisasi tentang pengurangan risiko bencana/mitigasi bencana
melalui jalur pendidikan. Sekolah sebagai institusi pendidikan seharusnya tidak
hanya memberikan transfer of knowledge saja, namun
juga harus mampu memberikan kecakapan dan keterampilan untuk kelangsungan hidup
bagi siswa ketika sudah terjun di masyarakat. Mitigasi bencana merupakan bagian
dari keterampilan untuk kelangsungan hidup siswa. Siswa merupakan orang yang
paling cepat menstransfer ilmu yang didapat dari sekolah untuk keluarga dan
masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan anak usia sejak dini untuk
memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat
sadar bencana. Sehingga ketika terjadi bencana siswa, guru, dan masyarakat
tidak lagi kebingungan, panik, karena telah memahami bagaimana cara mengurangi
risiko bencana.
Tentunya
dalam hal ini sangat diperlukan media yang tepat untuk menanamkan mitigasi
bencana yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Penanaman
mitigasi bencana sejak dini di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan
bantuan cerita bergambar, latihan simulasi ringan, maupun menyisipkan materi
mitigasi bencana ke dalam materi pelajaran yang sesuai. Pemberdayaan anak sejak
dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun
masyarakat sadar bencana. Dengan harapan pengetahuan yang didapat dari sekolah
dapat ditularkan pada lingkungan sekitar dalam rangka mengurangi risiko
bencana.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan dan penjelasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pendidikan tanggap bencana sangatlah penting
sejak dini
upaya
mitigasi bencana seperti yang ada di daerah Selat Sunda seharusnya melibatkan
tiga pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, ilmuan, dan swasta. Tujuannya
agar mereka dapat berpartisipasi dalam menghadapi bencana.
“Seperti kejadian kemarin di Pandeglang di Selat Sunda. Itu, kan, banyak perusahaan pariwisata. Kalau mereka punya pengetahuan dan kewaspadaan, mungkin mereka akan melakukan upaya bagaimana saat terkena tsunami tidak rubuh. Akhirnya memakan korban jiwa,” kata dia.
“Seperti kejadian kemarin di Pandeglang di Selat Sunda. Itu, kan, banyak perusahaan pariwisata. Kalau mereka punya pengetahuan dan kewaspadaan, mungkin mereka akan melakukan upaya bagaimana saat terkena tsunami tidak rubuh. Akhirnya memakan korban jiwa,” kata dia.
2.
Selain pendidikan, hal penting yang mesti disiapkan
pemerintah adalah teknologi deteksi dini bencana.
Teknologi kebencanaan ini
sangat penting untuk memberikan kewaspadaan bagi masyarakat. Sebab, tanpa
teknologi yang dapat mendeteksi potensi bencana terjadi, maka pendidikan
bencana akan terhambat.
“Karena tanpa teknologi sistem peringatan ini terasa tidak lengkap, masyarakat harus waspada. Teknologi itu, akan memberikan kewaspadaan bagi masyarakat, dan masyarakat sendiri juga harus mendapatkan pengetahuan,” .
“Karena tanpa teknologi sistem peringatan ini terasa tidak lengkap, masyarakat harus waspada. Teknologi itu, akan memberikan kewaspadaan bagi masyarakat, dan masyarakat sendiri juga harus mendapatkan pengetahuan,” .
BAB IV
REFERENSI
Journal Article
Yuansyah Satya, Neraca
Bencana. 2014
PGSD Article
Riyan Setiawan, Tanggap
Bencana. 2014
Koran Sindo
Jejen Musfah, Pendidikan Tanggap
Bencana. 2018
Tirto.id-Sosial Budaya
Abdul Aziz, Tsunami Selat
Sunda. 2018
OPTIMALISASI DIET SAMPAH PLASTIK SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI LINGKUNGAN HIDUP SECARA BERKELANJUTAN
Pendahuluan
Lingkungan hidup merupakan bagian dari bumi yang mencangkup mahluk
hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan benda lainnya seperti air, tanah,
udara, ataupun sumber energi yang ada di dalamnya dan menjadi satu. Lingkungan
hidup yang baik dapat tercipta bila terjadi keseimbangan antara mahluk hidup
yang satu dengan yang lainnya serta terhadap benda lain (air, tanah, udara, dan
sumber energi), namun perkembangan teknologi yang pesat membantu manusia untuk
menemukan inovasi yang memudahkan mereka melakukan pekerjaan dan memenuhi
kebutuhannya. Perkembangan inovasi ini tidak diseimbangkan dengan akibat dari
apa yang dihasilkan oleh inovasi tersebut.
Salah
satu inovasi yang mengakibatkan pencemaran bahkan kerusakan lingkungan hidup
adalah penggunaan Plastik. Plastik merupakan salah satu bahan yang sering
digunakan oleh masyarakat untuk berbagai hal, seperti membawa barang- barang
yang tidak cukup dibawa hanya dengan menggunakan kedua tangan atau membungkus
sesuatu yang hendak dibawa maupun memberikan kepada seseorang; kemasan makanan
atau minuman; perkakas; mainan; dan masih banyak lagi peralatan yang hampir
semua menggunakan plastik. Karena seringnya digunakan, plastik seolah-olah
telah menjadi bagian dari kebutuhan kehidupan masyarakat. Padahal sebenarnya
plastik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup apabila sudah tidak
digunakan lagi, dimana istilah plastik yang sudah tidak digunakan tersebut
dikenal dengan sebutan sampah plastik.
Peran
serta masyarakat untuk melindungi lingkungan hidup secara berkelanjutan sangat
dibutuhkan. Salah satunya dengan cara melakukan diet sampah plastik di mulai
dari diri sendiri hingga meluas ke masyarakat secara keseluruhan dan
berkelanjutan. Sehingga dapat melindungi lingkungan hidup dan bumi secara luas
dari pencemaran sampah plastik.
Bahaya Sampah Plastik Bagi Lingkungan Hidup
Alasan
mengapa sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik
yang memang sulit diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun.
Plastik baru dapat diuraikan oleh tanah setidaknya setelah tertimbun selama 200
hingga 400 tahun. Bahkan ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa sampah
plastik bisa terurai dalam waktu 1000 tahun lamanya. Tetapi banyak masyarakat
yang tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan plastik terhadap
lingkungan. Bahkan tiap tahunnya penggunaan sampah plastik semakin meningkat
tajam. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penggunaan plastik sebagai
kebutuhan sekali pakai seperti kantong plastik untuk membungkus makanan,
peralatan makan (seperti sendok, garpu, piring, mangkok, dsb), serta kemasan
makanan dan minuman.
Diperkirakan
500 juta hingga satu miliyar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya.
Jika sampah-sampah ini di biarkan berlarut-larut maka bumi ini akan diibaratkan
sebagai bumi yang dibungkus oleh plastik. Dapat dibayangkan berapa banyak
sampah plastik yang tertumpuk karena tidak dapak diuraikan, Tercemarnya tanah,
air tanah, dan mahluk bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk
ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti
cacing. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan. Sampah
plastik dapat mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah. Menurunkan
kesuburan tanah Karena plastik dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah
dan ruang gerak mahluk bawah tanah yang mampu menyuburkan tanah. Hewan- hewan
dapat terjerat dalam tumpukan sampah plastik, Hewan laut seperti Paus, penyu
laut, lumba-lumba, anjing laut menganggap kantong plastik sebagai makanan dan
akhirnya mati Karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati, kantong
plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai
dan dapat meracuni hewan lainnya.
Pembuangan
sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan
sungai dan penyumbatan aliran sungai yang dapat menyebabkan banjir. Pembakaran
sampah plastik di udara dapat membahayakan karena beberapa diantaranya dapat
melepas zat beracun seperti HCL, CO dan HCN. Dampaknya antara lain dapat memicu
penyakit kanker, pembengkakan hati, gangguan sintem saraf dan dapt memicu
depresi. Alangkah banyaknya rentetan dampak negatif dari sampah plastik yang
kita hasilkan dari kehidupan kita.
Banyak
data dan penelitian yang menggambarkan bahaya dari sampah plastik. Tahun 2010,
para ilmuwan dari National Center for Ecological Analysis and Synthesis di
Universitas Geogia di Athena memperkirakan 8 juta ton dengan prediksi akan
meningkat 9,1 juta ton yang masuk ke laut setiap tahunnya. Selain itu
meningkatnya gelombang plastik yang dibeli sebanyak 1 juta botol plastik setiap
menit. Fenomena yang baru terjadi dan ada di negeri Indonesia pada tanggal 18
November 2018 yaitu matinya seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi,
Sulawesi Tenggara dengan 5,9 kilogram sampah plastik di dalam perutnya.
Dengan banyaknya
bahaya yang ditimbulkan oleh sampah plastik bagi lingkungan hidup, masihkah
kita akan tinggal diam dan membiarkan bahaya ini berkelanjutan?
Kebijkan Mengurangi sampah Plastik
Awal Desember 2017, Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) di Nairobi, Kenya mendeklarasikan sebuah resolusi tentang sampah plastik
dan mikroplastik di laut. Intinya, Negara-negara sepakat mencegah dan
mengurangi polusi laut secara signifikan pada tahun 2025. Negara memprioritaskan kebijakan yang
menghindari sampah plastik dan mikroplastik masuk lingkungan laut. Selain itu
semua Negara menghimbau masyarakatnya untuk melaksanakan kampanye dan
mengaplikasikannya langsung dalam kehidupan sehari-hari dengan 6R yakni refuse( mulai menolak penggunaan plastik
secara berlebihan dan menghapus plastik sekali pakai), reduse ( mereduksi plastik sebagai bahan baku), reuse (menggunakan kembali plastik yang
masih bisa dipakai atau menggunakan peralatan yang bisa dipakai berulang kali),recycle ( daur ulang untuk menghindari
sampah plastik) dan recover (pembakara
plastik secara ketat untuk produksi energy) dan redesign (desain ulang).
Di
beberapa Negara bahkan melarang penggunaan kantong plastik seperti Bangladesh
Negara kecil di Asia Selatan yang merupakan pionir di dunia yang melarang
penggunaan tas plastik. Bangladesh sejak tahun 2002 melarang pemakaian tas plastik,
dimulai dari ibu kota Dhaka dan merembet ke wilayah lain. Di Inggris
dikembangkan skema pengembalian botol dengan imbalan, dan meningkatkan sarana
minum gratis di kota-kota besar termasuk London. Sedangkan Negara lain ada yang
menggunakan kebijakan tas plastik berbayar, Salah satunya Indonesia yang baru
menerapkan langkah ini di mulai tahun 2016.
Hal
ini dilakukan semata-mata untuk melindungi lingkungan hidup kita agar tetap
sehat, asri dan bumi ini tidak berubah menjadi “planet plastic”.
Diet Sampah Plastik sebagai Upaya Melindungi Lingkungan Hidup Secara
Berkelanjutan
Diet Sampah Plastik adalah sosialisasi sekaligus upaya pengurangan
penggunaan bahan plastik untuk mengurangi sampah plastik dimulai dari diri
sendiri yang akan meluas ke masyarakat bahkan dunia internasional. Langkah
apakah yang dapat mengurangi konsumsi plastik harianmu?
Berikut
ini adalah cara bagaimana kita memulai diet sampah plastik:
1.
Membawa Tas Belanja Sendiri
Say “no” saat kasir
memasukkan barang belanjaanmu ke dalam plastik, dan serahkan tas belanja kamu
sendiri.
2.
Membawa Tumbler atau Botol Air
Minum Sendiri
Gunakan botol air minum yang dapat digunakan berkali-kali dan
menghindari mengkonsumsi minuman kemasan.
3.
Gunakan Kotak Bekal untuk
Membungkus Makanan
Beli nasi di warteg tanpa plastik bisa dilakukan dengan membawa
kotak bekal sendiri. Serahkan kotak bekal kosongmu kepada si penjual untuk
diisi dengan menu kesukaanmu.
4.
Berhenti Menggunakan Sedotan
dan Sendok/Garpu Plastik Sekali Pakai
Barang plastik sekali pakai seperti sedotan dan sendok/garpu plastik
menyumbang sampah plastik cukup besar. Untuk menyiasatinya, bawa sendiri
peralatan makan seperti sendok dan garpu sendiri. Bahkan sekarang sudah ada
sedotan yang dapat digunakan berulang.
5.
Kurangi Produk yang Menggunakan
Kantong Plastik
Produk dalam kemasan plastik memang praktis. Tapi dapat berakibat
buruk pada lingkungan. Mintalah si penjual untuk mengisi wadah yang kita bawa
dengan barang yang kita inginkan.
6.
Simpan Produk Kedalam Botol atau Jar
Sebagai ganti bungkus plastik, kita bisa memanfaatkan botol atau jar
untuk wadah produk-produk berlebih seperti tepung. Atau produk perawatan tubuh
seperti sabun.
7.
Rencanakan Daftar Belanja
Membuat daftar belanja membuat kita mampu memperkirakan barang yang
akan kita beli sehingga dapat mengurangi penggunaan kantong plastik. Selain
ramah lingkungan juga dapat menghemat pengeluaran kita.
Kesimpulan
Lingkunagn hidup yang sehat, asri, dan lestari sangat penting
artinya bagi keberlangsungan kehidupan. Pengelolaan sampah plastik untuk
mengurangi polusi sampah plastik baik di darat maupun laut memiliki keterkaitan
erat untuk melindungi lungkungan hidup secara terus menerus. Semakin
berkembangnya inovasi untuk mempermudah kehidupan masyarakat mempengaruhi pula
keasrian serta kesehatan lingkungan hidup. Penggunaan bahan plastik untuk
menunjang kebutuhan masyarakat berdampak buruk bagi kesehatan dan keasrian lingkungan
hidup. Melalui kegiatan sosialisasi Diet Sampah Plastik diharapkan dapat
membantu upaya melindungi lingkungan hidup secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Migristine,Rinrin. 2009. Pengolahan Sampah PLastik.Jakarta:
Titian Ilmu
Kerusakan lingkungan
Kehidupan
masyarakat tidak terlepas dari keberadaan lingkungan. Lingkungan merupakan
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam serta flora
maupun fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Selain itu, lingkungan
juga berhubungan erat dengan keadaan perekonomian, pasalnya banyak
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perekonomian.
Namun jika sumber daya alam tersebut terus menerus dieksploitasi secara
berlebihan akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan bencana. Oleh karena itu
perlu adanya suatu konsep ekonomi yangramah pada lingkungan. atau ekonomi hijau
adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan
kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan.
Ekonomi hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan
emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan
berkeadilan sosial. menyebutkan, ekonomi hijau adalah ekonomi yang mampu
meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Ekonomi hijau ingin
menghilangkan dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan
dan kelangkaan sumber daya alam. Ekonomi hijau ini sendiri merupakan sebuah
model pembangunan ekonomi pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan bisnis msyarakat yang berprinsip memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah
satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan dan keadilan sosial. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah
suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara. menurut Sumitro mendefinisikan
pembangunan sebagai suatu transformasi dalam arti perubahan struktur ekonomi. perubahan
struktur ekonomi diartikan sebagai perubahan dalam struktur ekonomi
masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan keadaan yang melekat pada landasan
kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi.
pandangan tentang
pentingnya transformasi struktur ekonomi pertanian kestruktur ekonomi industri dalam
upaya menuju pertumbuhan dalam aspek ini pengertian pertumbuhan asosiatif
dengan pembangunan ekonomi. dibalik
pesatnya pembangunan ekonomi masih terdapat sisi negatif dari pembangunan itu
sendiri. 0ampak negatif tersebut diantaranya sepertinya pembangunan ekonomi
yang tidak terencana dengan baik
mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup,industrialisasi mengakibatkan
berkurangnya lahan pertanian, penebangan hutan secara ilegal dan besar 1
besaran untuk lahan terbuka mengakibatkan hilangnya habitat alam baik hayati
atau pembangunan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan dan emisi,
terlebih lagi pembangunan pabrik yang semakin banyak menyebabkan polusi
dan peningkatan emisi karbon dioksida.
Jika keadaan
seperti ini terus menerus dibiarkan maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan
hidup yang sangat besar, cadangan sumber daya alam masa depan akan dengan
cepat habis dan parahnya lagi akan terjadi pencemaran lingkungan melalui udara yang
diakibatkan meningkatnya emisi karbon dioksida. Misalnya saja emisi karbon
dioksida yang berasal dari pabrik pabrik dan kendaraan yang ekosistem mengeluarkan
emisi karbon dioksida 3 jam tiap hari. Kendaraan bermotor di seluruh dunia diperkirakan
menghasilkan emisi karbon hingga 3 miliar pertahunnya. produksi semen menghasilkan
miliar ton per tahun. Kemudian pembukaan
hutan mengakibatkan emisi sekitar 8/ miliar ton per tahun. Total emisi
karbon dioksida yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas manusia pada tahun ini mencapai 8/ miliar ton. Energi minyak dan
gas bumi juga merupakan salah satu penyumbang terjadinya ekploitasi emisi
karbon dioksida dan pemanasan global.
Ekonomi
rendah karbon adalah suatu konsep pengembangan perekonomian yang rendah atau tidak
menghasilkan emisi karbon dioksida. Manfaat dari konsep ekonomi rendah karbon diantaranya
mengatasi perubahan iklim dunia, menciptakan ekonomi masyarakat setempat dan
berkelanjutan, memanfaatkan permintaan pasar untuk investasi produk rendah
emisi, menunjukkan nilai dan integritas pembangunan ekonomi rendah emisi, dan
melestarikan keaneragaman hayati. Ekonomi rendah karbon sebagai solusi
perubahan iklim danlingkungan adalah sektor ekonomi yang didorong pada kondisi
karbon neutral bahkan karbonnegatif. Salah satu solusinya yaitu melalui
pengembangan energi rendah emisi.Kebijaksanaan energi rendah emisi nasional
bertujuan untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam mendukung
perekonomian negara yang merupakan penggerak pembangunan nasional. Sebagai
suatu negara yang banyak penduduknya dan mempunyai wilayah yang luas,
pemerataan pembangunan juga berarti pemerataan kesempatan untuk mendapatkan
energi yang cukup. Salah satu strategi pengembangan energinasional adalah
meningkatkan kegiatan di:ersifikasi energi dengan
menganekaragamkan pemanfaatan energi rendah emisi. Hal tersebut sejalan
dengan kebijaksanaan umum bidang energi yang memprioritaskan pemanfaatan energi
dalam negeri. Sedangkan energi ekspor khususnya minyak dan gas bumi tetap
masih memegang peranan penting sebagai sumber de:isa negara untuk manunjang
pembangunan nasional. indonesia memiliki potensi energi rendah emisi yang cukup
besar, namun pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan energi masih sangat kecil.
pemanfaatan energi rendah emisi secara komersial salah satunya
yaitu pengolahan energi yang berasal dari panas bumi atau sering di sebut
geothermal.
Energi panas
bumi atau geothermal yang terdapat dan terbentuk di bawah
kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan
mencapai
Panas Bumi
adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air,
dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan
untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
Indonesia
terdapat prospek panas bumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai
dari bagian barat Sumatera, terus ke, bali, Nusa tenggara dan kemudian membelok
ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Sistim panas bumi di Indonesia
umumnya merupakan sistim hidrothermal yangmempunyai temperatur tinggi, hanya
beberapa diantaranya yang mempunyii temperatur sedang. Energi panas bumi
merupakan sumber daya energi alternatif yang kompetitif karena aman
terhadap lingkungan tersedia di lndonesia.
Kesimpulan
Dalam
penulisan essay ini, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memerangi kerusakan lingkungan
dan pencegahan peningkatan emisi karbon dioksida 2O yang disebabkan
oleh pabrik 1 pabrik industrialisasi, penebangan hutan secara illegal
serta efek dari gas rumah kaca diperlukan konsep green Economy yang berdasarkan
pada pembangunan berkelanjutan. melalui Ekonomi rendah karbon diharapkan
dapatkan menciptakan industrialisasi atau pembangunan pabrik yang menekankan
kegiatan rendah Emisi, mampu mengimplementasikan green economy dengan optimal
maka keseimbangan alam, bebas polusi dan cadangan sumber daya alam yang bisa
digunakan akan stabil.selain itu untuk membantu pemerintah, penulis mengajukan gagasan
pengembangan energi rendah emisi dengan berfokus pada energi panas bumi.
Penulis : Siti Rahmawati
Mahasiswa Konversi Angkatan 2018 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung
Bencana Negeriku
PENDAHULUAN
Akhir-Akhir ini, bermacam jenis bencana singgah di Tanah
Air. Mulai dari Gempa (Sukabumi), banjir (Medan dan Jogjakarta), banjir bandang
(Pacitan dan Lombok Timur), gunung meletus (Gunung Agung, Bali), puting beliung
(Sidoarjo), dan yang paling terbaru ada tsunami lampung dan banteng yang banyak
memakan korban dan harta benda serta beberapa bencana lainnya terjadi tanpa
mengenal musim. Karena Indonesia bagian dari kepulauan yang secara geografis
terletak di antara tiga lempeng besar (Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik),
negeri ini rentan akan bencana alam.
Indonesia
merupakan negeri dengan potensi bencana alam sangat tinggi, khususnya untuk
bencana gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami, karena posisi geografis
negeri ini terletak di pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif.
Selain itu, Indonesia juga masuk dalam zona ring of fire
sehingga kemungkinan bencana bisa saja terjadi. Semua faktor itu tentunya
mengakrabkan negara ini dengan berbagai kemungkinan bencana yang ada, di mana
masyarakat perlu lebih bersahabat dengan alam. Bencana multihazard sudah sering
menjadi wacana dan pertimbangan untuk diikutsertakan dalam semua perencanaan
teknis di tingkat industri maupun pembangunan. Perihal kesehatan dan
keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH), manajemen risiko bencana, safety
fire protection, maupun penanggulangan risiko bencana menjadi perhatian khusus
yang tidak dikesampingkan para pelaku pembangunan.
Juga menjadi perhatian khusus karena bencana alam yang
tergolong dalam bencana tipe rapid onset (kejadian berlangsung cepat) memiliki
total kontribusi persentase kematian hingga kurang lebih 13 persen (Wisner,
2003). Untuk tingkat pekerjaan dan lapangan, Indonesia telah sangat
memperhatikan aspek K3LH (Kesehatan, Keselamatan, Kerja dan Lingkungan Hidup)
untuk pekerja-pekerjanya. Hal itu bisa dilihat dari sistem manajemen K3LH yang
telah menjadi aspek utama di ranah industri Indonesia di mana rambu-rambu K3
telah terpasang secara rapi dan inspeksi juga audit terkait keselamatan kerja
rutin diadakan. Namun, perencanaan dan pembangunan yang melibatkan aspek K3LH
dan pertimbangan terhadap desain sesuai perilaku bencana pun tak cukup. Pada
akhirnya, masyarakatlah yang secara langsung merespons ketika terjadi bencana.
Dalam hal ini, kesiapsiagaan melalui pendidikan dan
pelatihan menjadi bagian daripada upaya preventif sebelum memakan korban.
Mencegah sebelum dan
selagi bencana Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Untuk hal semacam itu,
Indonesia memiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Badan ini juga
memiliki rantai terkecil, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang
bisa menjadi wadah kuat dalam masalah kebencanaan di Indonesia. BNPB
mengeluarkan buku saku yang melingkupi prosedur kedaruratan seperti gempa bumi,
tsunami, gunung api, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gelombang
pasang, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, kecelakaan transportasi, dan
lainnya. Buku ini telah secara lengkap memaparkan prosedur menghadapi bencana
bagi masyarakat. Namun, itu semua tidak cukup diatur melalui tulisan. Masyarakat
Indonesia dari kalangan berbagai usia sedari dini memerlukan bimbingan intensif
terkait penanggulangan bencana.
Macam-Macam Bencana
Alam Di Sekitar Kita
Banjir
Banjir adalah bencana
akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan
air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh
orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem
aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan
adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran
petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya.
Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang
menyebar ke banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai
ke pemukiman warga sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah
goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai
tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat
luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan,
jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah
jika terkena gempa bumi yang besar.
Kebanyakan gempa bumi
disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi
oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Tsunami
Tsunami adalah ombak
yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di laut,
tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami
sangat berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala
isinya ke laut lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak
manusia dan makhluk hidup yang terkena dampak tsunami.
Angin Puting Beliung
/ Angin Ribut
Angin puting beliung
adalah angin dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu daerah yang dapat
merusak berbagai benda yang ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar
seperti badai, tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta
merobohkan bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
Puting Beliung secara
resmi digambarkan secara singkat olehNational Weather Service Amerika Serikat
seperti tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya
mencirikan puting beliung “cuaca sedang” berasal dari puting beliung tornado.
Tanah Longsor
Tanah longsor adalah
tanah yang turun atau jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Masalahnya jika ada orang atau pemukiman di atas tanah yang longsor
atau di bawah tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja
yang longsor karena batu, pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor
menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.
Pemanasan global atau
Global Warming
Pemanasan global atau
Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratanBumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74
± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan
suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan
oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kacaakibat aktivitas manusia”
melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya
30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Kekeringan
Perlu dibedakan
antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringanadalah
kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan
ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan (kemarau)
dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi
karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan dampak dari iklim.
Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang
musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari
hasil pertanian. Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada
saat kekeringan,sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya
sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga mengalami
kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu,
pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi
langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang
umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.
ARGUMENTASI
Melakukan pendidikan
dini tentang bencana alam sangatlah penting melihat Indonesia
merupakan negeri dengan potensi bencana alam sangat tinggi, khususnya untuk
bencana gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami, karena posisi geografis
negeri ini terletak di pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif.
Selain itu, Indonesia juga masuk dalam zona ring of fire
sehingga kemungkinan bencana bisa saja terjadi. Semua faktor itu tentunya
mengakrabkan negara ini dengan berbagai kemungkinan bencana yang ada, di mana
masyarakat perlu lebih bersahabat dengan alam. Bencana multihazard sudah sering
menjadi wacana dan pertimbangan untuk diikutsertakan dalam semua perencanaan
teknis di tingkat industri maupun pembangunan. Perihal kesehatan dan
keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH), manajemen risiko bencana, safety
fire protection, maupun penanggulangan risiko bencana menjadi perhatian khusus
yang tidak dikesampingkan para pelaku pembangunan.
KESIMPULAN
Bencana alam
adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia.
Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan
darurat dan kurangnya pendidikan tentang bencana tersevut, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian
yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka.
Penulis : Nani Aidatri
Mahasiswa Konversi Fakultas Kesehatan Masyarakata Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun Angkatan 2018
Langganan:
Postingan (Atom)